Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Desember 2016

Tragis, 5 Obyek Wisata Terkenal Ini Menjadi Magnet Bunuh Diri


Keindahan yang dimiliki setiap obyek wisata selalu mempunyai daya tarik yang kuat bagi semua orang untuk selalu datang mengunjunginya. Sayangnya daya tarik yang menjadi magnet ini tidak hanya menarik minat seseorang untuk sekedar refreshing atau mencari hiburan semata, tetapi juga untuk bunuh diri.
Bagaimanapun caranya, bunuh diri selalu menjadi tragedi menyedihkan yang mampu membuat trauma teman dan keluarga korban. Meskipun demikian, beberapa orang masih tetap nekat melakukannya karena berbagai alasan. Satu hal yang menjadi kesamaan para pelaku bunuh diri ini adalah mereka sama-sama mengambil jalan pintas untuk segera pergi dari dunia meninggalkan segala kesusahan dan penderitaan hidup yang sedang mereka rasakan. Berikut daftar 5 obyek wisata terkenal yang menjadi magnet para pelaku bunuh diri versi mbakbro.com :

1. Menara Eiffel

Pelaku bunuh diri di menara Eiffel
Pelaku bunuh diri di menara Eiffel
Menara yang merupakan hasil karya Gustave Eiffel ini menjulang setinggi 324 meter dan menjadi ikon kota Paris, Perancis. Meskipun menara ini didesain dengan pagar-pagar pelindung yang tinggi serta jaring-jaring pengaman sebagai tindakan pencegahan kecelakaan, tak urung masih terdapat celah bagi orang-orang nekat yang ingin melakukan bunuh diri.
Hingga kini jumlah orang yang bunuh diri di menara yang juga disebut sebagai ‘The Iron Lady’ ini sudah mencapai kisaran 400 orang. Bahkan menara ini menduduki peringkat ketiga di Perancis sebagai sarana bunuh diri setelah meminum racun dan menggantung diri. Peristiwa bunuh diri pertama tercatat pada tanggal 15 Juli 1898, dilakukan oleh seorang pemuda berusia 23 tahun. (sumber)

Kamis, 22 Desember 2016

Kisah Gempa di Selandia Baru


 
 
 
 
 
 
Rate This

Di setiap musibah atau bencana alam, hampir selalu ada kisah-kisah penyelamatan korban yang dramatis. Begitu juga saat gempa dahsyat melanda kota terbesar kedua di Selandia Baru, Christchurch.
Salah satu korban yang mengaku mendapat ‘keajaiban’ adalah Rip Ramby yang saat gempa terjadi sedang berada di lantai tujuh Gedung Canterbury TV (CTV) yang berada di Jalan Madras. Saat itu, Ramby dan sejumlah rekannya sedang meeting.
“Saat itu kami sedang meeting di salah satu sudut ruangan saat gempa terjadi dan tak lama tiba-tiba gedung seperti kehilangan keseimbangan,” cerita Ramby kepada Radio Selandia Baru seperti dilansir NZHerald, Selasa (22/2/2011).
Ramby menceritakan, 10 orang yang berada di ruangan tersebut tidak punya ide untuk menyelamatkan diri. Mereka hanya pasrah dan menunggu guncangan berhenti. “Susah untuh mengatakan apa yang terjadi,” katanya.

Senin, 21 November 2016

Malaikat Penjaga Gunung

Thaif (Foto : jamalrafaie.com)
Thaif (Foto : jamalrafaie.com)
Data kali ini memberitakan tentang keberadaan malaikat penjaga gunung. Hadits riwayat Aisyah, istri Nabi, ia berkata: bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah engkau pernah  mengalami suatu hari yang lebih pedih pada Perang Uhud? Rasulullah menjawab; ‘Aku sering mendapatkan (sesuatu yang menyakitkan) dari kaummu. Dan yang paling menyakitkan adalah hari aqabah, ketika aku sedang mengajak Ibnu Abdil Yalil bin Abdu Kulak masuk Islam namun ia tidak menyambut ajakan yang aku inginkan. Aku pun segera beranjak pergi dengan sedih dan tidak sadar diri kecuali setelah tiba di daerah Qarnu Tsa’aib. Aku lalu menengadahkan kepalaku ke arah langit, tiba-tiba tampaklah segumpal awan menaungiku. Aku pun menatapnya, ternyata Jibril berada disana dan berseru kepadaku kemudian berkata:

Jumat, 12 Agustus 2016

Pengalaman Mengurus Klaim Asuransi Perjalanan (Kasus Delay)


foto : dokumen pribadi

foto : dokumen pribadi
Bulan Oktober 2012, saya melakukan travelling ke Nepal. Rutenya Jakarta – Kuala Lumpur – Kathmandu. Saya mengalami sedikit permasalahan yaitu sesampai di Kuala Lumpur, penerbangan dari KL ke Kathmandu (Nepal Airlines) dibatalkan dan digeser keesokan harinya dengan jam yang sama. Untungnya saya sudah beli Asuransi Perjalanan dari salah satu perusahaan asuransi.
Berikut pengalaman saya mengurus klaim asuransi akibat delay penerbangan:

Senin, 01 Februari 2016

Tujuh Pendaki Diselamatkan Ibu-Ibu Misterius Saat Kebakaran


kisah mistis gunung lawu

Kisah Mistis Gunung Lawu, Tujuh Pendaki Diselamatkan Ibu-Ibu Misterius Saat Kebakaran

 Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur belakangan ini menjadi pusat perhatian. Kebakaran di kawasan hutan gunung kelima tertinggi di Pulau Jawa tersebut menelan 7 korban jiwa.
Kebakaran yang terjadi di hutan kawasan Gunung Lawuternyata menyimpan cerita tersendiri bagi tujuh pendaki asal Karanganyar, Jawa Tengah yang selamat setelah menerobos api saat terjadi kebakaran. Ya, ketujuh pendaki itu ditemukan selamat oleh tim SAR pada Senin, 19 Oktober 2015.
Sekadar kilas balik, kebakaran di kawasan hutan Gunung Lawu menewaskan 7 orang pendaki pada Minggu (18/10/2015) lalu. Sementara 79 pendaki selamat lainnya sudah dievakuasi oleh tim penyelamat gabungan.
“Tujuh pendaki itu, kita selamatkan di daerah pos 2 yang saat itu terbakar,” kata AKBP Johanson Ronald Simamora, Senin sore. Ketujuh pendaki ditemukan dalam kondisi kelelahan setelah turun dari puncak Gunung Lawu.
Tim SAR gabungan langsung mengecek kondisi kesehatan ketujuh pendaki, mengingat mereka ditemukan dalam kondisi kelelahan setelah berjuang keluar dari kebakaran hutan.
Humas Perhutani Lawu Dwi Sulistijorini mengatakan, pendaki yang selamat itu berhasil menerobos api yang membakar gunung  Lawu setelah mengalami peristiwa ajaib.
17122009
“Saat mereka turun dalam kondisi kebakaran, tiba-tiba muncul tujuh ibu-ibu di belakang mereka. Ibu-ibu itu lalu berkata kepada tujuh pendaki, agar mereka mengikuti langkah ibu-ibu itu turun ke bawah,” kata Lis, panggilan akrab Dwi Sulistijorini.
Lis sebagaimana dikutip VivaNews melanjutkan, saat itu api besar sedang membakar semak-semak di jalur pendakian. Ibu-ibu itu lalu menggandeng satu per satu ketujuh pendaki melewati kobaran api yang kian membara.
“Ibu-ibu itu menggandeng tujuh pendaki di belakangnya menerobos api, seperti tidak ada api yang berkobar. Para pendaki itu tidak terluka sedikit pun,” kata Lis yang bertemu dan mendengar langsung cerita tujuh pendaki itu.
Lebih lanjut Lis bercerita, setelah melewati kobaran api tanpa disadari oleh para pendaki, tujuh ibu-ibu itu menghilang begitu saja. Lalu tujuh pendaki itu akhirnya meneruskan perjalanan turun dan ditemukan oleh tim SAR.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Sudarmawan, Selasa 20 Oktober 2015 mengatakan, hingga saat ini ada sekitar 79 orang pendaki yang sudah dievakuasi oleh tim gabungan yang bergerak menyusuri sepanjang jalur pendakian. Guna mengevakuasi korban yang tersisa dan memadamkan api, sebanyak 200 tim gabungan dari BPBD Jawa Timur, BPBD Magetan, SAR, dan para relawan dikerahkan.
“Kami menerjunkan 200 orang tim gabungan yang bergerak menyisir sepanjang jalur pendakian,” katanya.
Terkait penutupan Gunung Lawu, kata Sudarmawan, pihaknya masih melakukan rapat dengan Perhutani Jawa Tengah dan Muspida setempat.
“Kami masih berkoordinasi untuk menentukan langkah lanjutan,” ujarnya.
sumber: Sapujagat.com 

Minggu, 24 Januari 2016

Kisah Kapten Lagimin Evakuasi 18 Tamu di Hotel Puncak Pass yang Terbakar

Kisah Kapten Lagimin Evakuasi 18 Tamu di Hotel Puncak Pass yang TerbakarFoto: Syahdan Alamsyah
 Kebakaran hebat yang terjadi di Hotel Puncak Pass di Kampung Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, sekira pukul 04.10 WIB, Sabtu (23/1/2016) melalap nyaris semua bangunan kamar, restoran dan dapur. Saat kejadian, seorang personil Babinsa Koramil Cipanas terdekat melaporkan kejadian tersebut kepada komandannya, Kapten Lagimin.

"Anggota yang tengah berkeliling melaporkan kejadian kebakaran itu, saya langsung loncat dari kantor dan menuju di lokasi. Saya juga melaporkan hal itu ke pak Komandan Kodim dan beliau memerintahkan seluruh anggota untuk berada di lokasi karena sempat muncul kekhawatiran jatuh korban," ujar Kapten Lagimin kepada detikcom, sekira pukul 09.20 WIB.

Menurut Lagimin, begitu tiba di lokasi api belum begitu besar ia melihat ada beberapa karyawan berupaya melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya. Insting seorang prajurit melihat kejadian itu langsung masuk dan meminta karyawan keluar karena api tidak mungkin bisa dipadamkan.

"Seluruh bangunan terbuat dari kayu, api terus merembet dan membesar karena angin juga cukup kuat membuat api sulit untuk dipadamkan. Saya langsung menarik beberapa karyawan keluar dari ruangan," lanjutnya.

Saat itu Lagimin mendengar teriakan dari karyawan jika ada tamu yang menginap di salah satu Vila tak jauh dari lokasi terjadinya kebakaran. Lagi-lagi dia dan sejumlah anggota Koramil langsung terjun dan melakukan penyelamatan.

"Mereka teriak-teriak, semua panik. Saya langsung masuk kedalam kamar vila yang saat itu sudah mulai terlihat api merembet dengan cepat. Satu buah ponsel dan kunci mobil milik pengunjung hotel terbakar tapi mereka selamat," sambung Lagimin seraya menyebut ada sebanyak 18 orang yang ia selamatkan pagi itu.

Tak ada karyawan terluka, dan tak ada korban jiwa, Kapten Lagimin langsung berkoordinasi dengan Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk segera meluncur  ke lokasi. Jumlah kerugian material hingga saat ini belum diketahui, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas kepolisian dari Mapolres Cianjur.


(dtc)

Jumat, 22 Januari 2016

Sepenggal Cerita Sekuriti Kamar Mayat RSCM

ILustrasi (Foto: Ist)

ILustrasi (Foto: Ist)
 Pekerjaan sebagai satpam memang tak banyak peminatnya. Apalagi satpam kamar mayat. Hal berbeda malah terjadi dengan Munawarman dan M Fadil.

Keduanya malah mengajukan diri sebagai sekuriti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di ruang forensik yang biasanya digunakan untuk tempat menyimpan korban meninggal.

Menurut Munawarman, sekuriti untuk jaga malam di forensik RSCM terhitung mulai ada pada 2007-an. “Sebelumnya tidak ada,” ujar Munawarman membuka cerita kepada okezone di Jakarta, Sabtu (1/1/2011).

Ketika ditanya pengalamannya menjadi sekuriti forensik RSCM, Munawarman menjawab dengan santai. “Sebenarnya ada sedihnya, ada sukanya, tapi yang banyak cerita seremnya,” ungkapnya.

“Kalau kismis (kisah misteri)-nya sih banyak, Mas. Mulai dari suara-suara aneh, bau-bauan sampai pernah dilemparin batu kecil. Tapi sih kami mah positif saja, kalau negatif mulu mah nanti tidak bakal betah,” imbuhnya.

Menurut dia, seharusnya setiap pos dijaga oleh satu orang, namun karena sekarang sedang libur, Munawarman dan Fadil asik bercengkrama mengusir  bosan. Kedua sejoli ini mengaku sebagai soulmate. “Kami mah sudah soulmate, jaga malam bareng, jaga siang bareng,” canda Munawarman. “Oia, so-ul Mamat,” balas Fadil lantas tertawa.

Perbincangan kali ini berjalan cair, mulai dari kisah-kisah menyeramkan sampai kisah-kisah yang membuat gelak tawa pecah. “Dulu bang, kata Fadil, waktu deket pohon Ceri di sana, sambil menunjuk ke arah luar gedung RSCM, waktu nongkong bareng Brimob, nah tuh brimob kan ceritanya muntah, eh tahu-tahunya dari muntahannya di tanah keluar api. Saya kira ada yang konslet, tapi tenyata tidak ada kabel. Eh tidak berapa lama tuh Brimob kesurupan, langsung saja saya panggilin Pak Haji (salah satu pegawai forensik RSCM). Brimob saja bisa kayak gitu, apalagi kami yang badannya kecil-kecil,” tuturnya.

“Belum lagi dulu, waktu awal-awal jaga malam. Tiap malam ada saja yang nongol,” sambungnya. Fadil melanjutkan,”Apalagi kalau lagi abis ada jenazah yang meninggal tidak jelas, seperti kecelakaan, tenggelam. Nah itu tuh biasanya ada kismis.”

Ketika ditanya perasaan saat terlibat langsung dengan jenazah, jawaban kedunya seragam. “Aduh, paling seminggu bisa tidak makan,” jawab Munawarman lantas tersenyum. "Iya Bang, apalagi kalau lihat korban yang bentuknya aneh-aneh, bisa tidak tidur,” timpal Fadil.

Situasi berbeda dirasakan oleh petuga forensik. Menurut Munawarman, mereka biasa saja setelah melihat mayat korban kecelakaan atau pembunuhan. “Kalau orang forensik mah beda. Kalau makan itu walau kulkas (pendingin mayat) dibuka, tetap saja asyik makan. Padahal baunya ke mana-mana. Kami mah ga bisa deh,” ujarnya.

Bapak dua anak itu menceritakan tugasnya sebagai sekuriti forensik RSCM tidak mudah. Terutama apabila ada pasien datang.

“Kami sih biasanya mengamankan orang-orang. Misalnya ada kecelakaan, ramai, nah kami yang mengamankan. ujar Munawarman. “Biasanya wartawan tuh yang susah diatur kalau lagi ramai begitu,” celetuk Fadil semangat.
sumber: http://news.okezone.com/

Selasa, 19 Januari 2016

Kisah Lifeguard, Penyelamat Pengunjung Pantai yang Wajib Punya Fisik Kuat

Kisah Lifeguard, Penyelamat Pengunjung Pantai yang Wajib Punya Fisik Kuat
Tribun Bali/ Ni Ketut Sudiani
Lifeguard di Pantai Seminyak 
Dua orang berkaos kuning dan merah tengah mengamati para pengunjung yang bermain di pinggir pantai Double Sick, Seminyak. Saat itu, gelombang air laut sangat kencang sehingga membuat beberapa petugas ini lebih waspada mengamati dari ujung sampai ke ujung pantai tersebut.
Mereka adalah lifeguard atau penjaga pantai yang ada di Seminyak. Tugasnya mengawasi dan menyelamatkan para pengunjung yang mengalami musibah di pantai. Tanpa mereka, tentunya nyawa pengunjung tidak dapat diselamatkan.
Setiap harinya lifeguard ini berjaga selama tujuh jam, dengan dua shift yakni, shift pertama pukul 07.00 sampai 14.00 Wita dan shift kedua dari pukul 12.00 sampai 19.00 Wita.
Tidak mudah menjalani profesi ini karena syaratnya tidak asal. Untuk mendapatkan pekerjaan sebagai penyelamat nyawa orang, lifeguard harus mampu melewati serangkaian tes selama 10 hari.
Mereka harus bisa berenang sejauh 2 x 200 meter dan berlari sejauh 2 x 500 meter. Dua rangkaian tersebut wajib mereka selesaikan selama 9 menit!
"Awalnya susah. Fisik kita harus kuat dan tidak boleh merokok. 10 hari itu dipakai untuk berlatih. Lebih dari itu, tidak bisa lolos seleksi," kata I Wayan Buana, pada Tribun Bali.
Pria lajang berusia 28 tahun ini sudah 1,5 tahun bekerja sebagai penjaga pantai. Mereka dilatih oleh tenaga profesional asal Australia dan Indonesia. "Ini milik Pemda setempat. Kami di gaji berdasarkan UMR," kata Dewa, sapaan akrabnya.
Ada 21 pos yang di jaga oleh lifeguard di seluruh Kabupaten Badung. Masing-masing pos di jaga enam sampai tujuh orang. "Sebulan sekali kami di rolling untuk menghindari stres," ujarnya sembari pandangannya tetap mengawasi para pengunjung di pinggir pantai. (TRIBUNNEWS.COM)