Senin, 29 Juni 2015

Awas Hewan Liar Bisa Memicu Kecelakaan di Tol Cipali

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Subang, Jawa Barat, Kamis (18/6/2015). Tol Cipali yang merupakan ruas jalan tol terpanjang di Indonesia yakni 116,75 kilometer tersebut mulai beroperasi, diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa hingga 60 persen.


 Tidak hanya kendaraan lain yang perlu diwaspadai untuk menghindari kecelakaan di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Pengguna jalan juga perlu memperhatikan lintasan hewan liar yang mungkin ditemui di sepanjang ruas tol baru sepanjang 116,7 km tersebut.

Kehadiran hewan liar yang melintas di ruas tol dapat memicu kecelakaan tunggal. Daerah rawan hewan liar itu membentang antara KM 83 hingga KM 142.

Misalnya kecelakaan yang menimpa mobil Daihatsu Gran Max di Km 128 atau di perbatasan Indramayu dan Subang, Sabtu (20/6/2015) dini hari. Mobil itu terperosok setelah pengemudinya banting setir untuk menghindari babi hutan di tengah jalan.

Selain babi hutan, anjing juga kerap muncul tiba-tiba sehingga pengemudi harus melakukan manuver mendadak yang berpotensi menimbulkan kecelakaan tunggal.

"Ada yang lagi ngebut, tiba-tiba ada anjing, dia menghindar tapi akhirnya malah kecelakaan," ujar Kepala Unit Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar, Ipda Gugun Gunadi, ketika ditemui di Jalan Tol Cipali, Rabu (24/6/2015) lalu.

Gugun mengimbau para pengendara untuk waspada, terutama saat malam hari. Menurutnya, setelah hari gelap, gerombolan hewan liar kerap melintasi di Jalan Tol Cipali. Hal itu pula yang dialami pengemudi Gran Max beberapa hari lalu itu.

"Pengemudi mengaku, babi hutan tersebut ada lima, yang ketabrak yang paling belakang," katanya.

Kardi, warga Suranenggala, Cirebon, mengaku pernah melihat babi hutan melintas di KM 90 Jalan Tol Cipali. Saat itu tengah malam. Kardi mengaku beruntung karena kendaraan yang dikemudikannya tidak melaju kencang sehingga dapat menghindari babi hutan tanpa mengalami kecelakaan.

"Menurut saya, yang rawan itu antara KM 90 sampai 100, daerahnya gelap dan masih banyak hutan di kiri kanan jalan. Sudah gitu pagarnya hanya kawat," katanya.

Kardi berharap pengelola jalan tol memasang pagar tembok sehingga tidak bisa diterobos hewan liar.

"Kalau manusia kan tahu, kalau ada pembatas berarti tidak boleh lewat, nah kalau hewan kan tidak," tuturnya.

Kardi juga berharap tidak ada warga sekitar yang menggembalakan ternaknya di pinggir Jalan tol. Saat melintas di Jalan Tol Cipali, beberapa warga terlihat menggembalakan kambing di samping tol. Mereka dijumpai di sekitar Km 185 atau menjelang pintu tol Palimanan. (
KOMPAS.com -)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar