Selasa, 07 Februari 2017

Manajemen Keselamatan Pelayaran

Dunia pelayaran sangatlah luas dan penuh dengan tantangan dan bahaya. Sejak jaman dulu hingga saat ini, laut dipenuhi dengan lalu lintas yang sangat ramai. Bahkan bahaya pun seringkali terjadi.
Guna mengendalikan tingkat bahaya dalam dunia pelayaran, maka disusunlah suatu sistem manajemen keselamatan pelayaran yang disebut sebagai ISM Code (International Safety Management Code) yang dikeluarkan oleh IMO (International Maritime Organisation), yang merupakan standar yang disusun dari beberapa kesepakatan dan regulasi yang menyangkut keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan kelautan, misalnya :
  • HSC Quality Manual
  • HSC Fleet Manual
  • HSC Crew Management Manual
  • SOLAS
  • MARPOL 73/78
  • ILO 147
  • Classification Society Survey Rules
  • Regulasi dan peraturan lain yang berlaku
ISM Code merupakan panduan, bukan berisi petunjuk pengoperasian kapal, yang menuntut organisasi untuk menyusun sistem manajemen keselamatan pelayarannya sesuai kapal yang dimiliki dan digunakan. Keseluruhan manualnya harus mencakup pengendalian kerja di kapal dan seluruh pendukungnya di darat. Dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, namun tetap mengacu pada aturan ISM Code. Sertifikat akan diterbitkan untuk setiap kapal bila pelaksanaan sudah diverifikasi memenuhi persyaratan standar ISM Code. Sertifikat manajemen keselamatan pelayaran ( Safety Management Certificate ) berlaku 5 tahunan dan selama masa tersebut akan dilakukan audit oleh penerbit sertifikat.
Pemahaman arti “keselamatan” dalam standar ini adalah pernyataan bahwa resiko bahaya pada manusia dan kerusakan pada kapal serta laut dapat ditekan pada tingkatan yang ditentukan.
Atau dapat diartikan sebagai “ Bebas dari bahaya ”, baik pada kapal – manusia – lingkungan.
Keamanan pelayaran merupakan faktor utama dalam sistem manajemen untuk pelayaran.
Bahaya pelayaran merupakan faktor yang tidak dapat tidak terjadi sama sekali, namun dapat dikurangi dan ditekan secara terus menerus dengan berbagai upaya, yaitu :
  • Melaksanakan prosedur kerja dengan konsisten.
  • Melakukan komunikasi yang tepat dan benar.
  • Menggunakan alat-alat pelindung diri yang tepat.
  • Menyusun perencanaan kerja dan pemantauan hasil kerja.
  • Melatih personil secara rutin.
Dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan pelayaran, perusahaan pelayaran perlu menunjuk personil yang bertanggungjawab memantau pelaksanaan sistem tersebut bagi seluruh personil di semua tingkatan dalam suatu organisasi ( perusahaan ).
Sasaran yang harus dibuat perlu mencakup :
  • Tersedianya prosedur operasional kapal dan pencegahan pencemara lingkungan.
  • Tersedianya panduan darurat untuk segala resiko bahaya.
  • Adanya peningkatan berkelanjutan secara terus menerus pada seluruh personil, baik di darat (perusahaan / organisasi) maupun di laut (personil kapal) dalam penanganan pencegahan bahaya, kondisi darurat dan pencegahan pencemaran lingkungan.
Mengapa sistem ini dianggap penting ? Beberapa alasan yang mendasari adalah :
  • Seringnya terjadi kecelakaan di laut.
  • Gagalnya pelaksanaan prosedur dan instruksi kerja.
  • Tidak berhasilnya melatih personil.
Sehingga sistem manajemen keselamatan pelayaran ini mewajibkan perusahaan untuk :
  • Menyusun kebijakan keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan.
  • Menentukan posisi personil dalam suatu struktur, baik untuk posisi di darat ( perusahaan ) maupun di laut ( kapal ), termasuk juga untuk personil yang ditunjuk sebagai penanggungjawab sistem.
  • Uraian tugas dan wewenang jabatan personil.
  • Menuliskan prosedur dan instruksi kerja di darat (perusahaan), pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran lingkungan.
  • Menyusun program pemeliharaan, pengujian dan pemeriksaan.
  • Merencanakan program penanganan kondisi darurat secara terus menerus.
  • Menyusun prosedur penyusunan laporan atas kecelakaan dan ketidaksesuaian yang terjadi.
  • Menjalankan pelatihan bagi seluruh kru kapal dan memastikan seluruh personil telah terlatih.
  • Menjalankan audit internal dan tinjauan manajemen.
  • Pengendalian dokumen dan rekaman.
Kunci awal yang harus dipahami dalam pelaksanaan standar ini adalah “ 3 C ”, yaitu :
  • Commitment : langkah awal untuk memulai pelaksanaan standar, mulai dari pimpinan tertinggi hingga seluruh personil di bawah.
  • Common sense : bahwa yang dijalankan adalah hal yang bisa dilakukan. Namun bila belum dimengerti, bertanyalah pada personil yang sudah mengerti.
  • Communication : komunikasi yang menyeluruh tanpa batasan waktu.
Keuntungan menjalankan manajemen keselamatan pelayaran :
  • Menumbuhkan kesadaran akan mutu / keselamatan pelayaran.
  • Meningkatkan efisiensi, produktivitas, jaminan, dan meningkatkan keuntungan – kepercayaan pelanggan – kepuasan pelanggan.
  • Peningkatan berkelanjutan.
  • Meningkatkan performa perusahaan.
  • Meningkatkan moral personil.
Tantangan yang akan terus dihadapi adalah :
  • Menekan terjadinya kesalahan operasional.
  • Menekan terjadinya kecelakaan manusia.
  • Upaya untuk terus menjaga dan melindungi manusia dan lingkungan.
  • Pengendalian atas pelaksanaan sistem dan ketidaksesuaian.
  • Dapat digunakan sebagai alat bantu pemasaran.
  • Pengakuan secara internasional.
  • Menjembatani antara keinginan klien dengan perusahaan, terkait dengan mutu pelayanan.
Sistem manajemen sungguh luas mengatur dan terus membenahi kondisi sekitar kita. Semua demi kebaikan bersama, peningkatan bersama dan menjadi keuntungan bagi kita. (https://ahmadasrofi.wordpress.com/2013/02/24/manajemen-keselamatan-pelayaran/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar