Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
berencana mengembangkan produk asuransi bencana. Ini mengacu pada
kondisi geografis Indonesia yang kerap mengalami bencana alam.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengaku keinginan mengembangkan produk tersebut muncul setelah dirinya berkunjung ke Jepang beberapa hari lalu.
"Di Jepang saya belajar mengenai asuransi bencana. Jadi di Jepang itu sudah sangat kuat, dia punya data gempa sejak tahun 1500-an sampai dengan saat ini secara lengkap," cerita Muliaman di kantor OJK, Jumat (20/2/2015).
Dengan data gempa yang lengkap tersebut, Jepang kemudian membuat satu statistik yang bisa dapat waktu, lokasi dan seberapa besar akan bencana yang terjadi.
Tak mau kalah dengan Jepang, Muliaman mengaku akan mencontoh Jepang untuk kemudian menerapkannya di Indonesia meskipun produk asuransi bencana alam sudah ada di bebarapa perusahaan asuransi.
"Rasanya kita mungkin harus kumpulkan data statistik seperti itu nantinya. Indonesia saya kira mirip Jepang, banyak gempa, gunung meletus, ada tsunami, hidup diatas ring of fire," kata dia.
Dia pun mengaku akan mengundang pemerintah untuk mengumpulkan statistik sehingga dapat membantu industri asuransi dapat lebih bisa memprediksi pergerakan klaim asuransi.
Tidak hanya itu, dengan adanya asuransi bencana ini diharapkan kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat.
"Meskipun sudah ada, paling tidak dengan cara ini kita punya konsep asuransi bencana yang memadahi dan bagaimana pendekatan kita ke masyarakat akan dapat dikomersialkan," tutup Muliaman. (Liputan6.com)
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengaku keinginan mengembangkan produk tersebut muncul setelah dirinya berkunjung ke Jepang beberapa hari lalu.
"Di Jepang saya belajar mengenai asuransi bencana. Jadi di Jepang itu sudah sangat kuat, dia punya data gempa sejak tahun 1500-an sampai dengan saat ini secara lengkap," cerita Muliaman di kantor OJK, Jumat (20/2/2015).
Dengan data gempa yang lengkap tersebut, Jepang kemudian membuat satu statistik yang bisa dapat waktu, lokasi dan seberapa besar akan bencana yang terjadi.
Tak mau kalah dengan Jepang, Muliaman mengaku akan mencontoh Jepang untuk kemudian menerapkannya di Indonesia meskipun produk asuransi bencana alam sudah ada di bebarapa perusahaan asuransi.
"Rasanya kita mungkin harus kumpulkan data statistik seperti itu nantinya. Indonesia saya kira mirip Jepang, banyak gempa, gunung meletus, ada tsunami, hidup diatas ring of fire," kata dia.
Dia pun mengaku akan mengundang pemerintah untuk mengumpulkan statistik sehingga dapat membantu industri asuransi dapat lebih bisa memprediksi pergerakan klaim asuransi.
Tidak hanya itu, dengan adanya asuransi bencana ini diharapkan kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat.
"Meskipun sudah ada, paling tidak dengan cara ini kita punya konsep asuransi bencana yang memadahi dan bagaimana pendekatan kita ke masyarakat akan dapat dikomersialkan," tutup Muliaman. (Liputan6.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar