Selasa, 02 Juni 2015

Mengintip Kerja Tukang Parkir Pesawat, Perintah Pilot Pakai Tangan

Hasil gambar untuk kisah juru pengatur parkir pesawat terbang


 PROFESI tukang parkir tidak hanya identik dengan kendaraan bermotor. Pesawat terbang juga memiliki petugas khusus layaknya tukang parkir. Dengan gerakan tangan, mereka mengatur pilot meski bahaya sedotan mesin pesawat mengancam.
Namanya Randi Artino. Sehari-hari dia bertugas membantu pilot memarkirkan pesawat ke apron setelah mendarat di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Dengan gerakan tangan dan alat bantu seukuran bet tenis meja, dia memandu pilot ke lokasi parkir.
Sebagai petugas parkir pesawat, istilah resminya Ground Marshall (GM), Randi biasanya akan berdiri tegak di sebuah titik dan memberikan aba-aba visual ke pilot. Penumpang mudah mengenalinya dengan seragam khusus dan biasa bergerak-gerak tangannya sewaktu ada pesawat berjalan ke apron.
Selain dengan ATC, pilot juga harus berhubungan dengan Randi dan sejawatnya setiap hendak parkir pesawat. Meski terlihat ringan, sejatinya profesi Randi juga berisiko. Termasuk dari ancaman sedotan mesin jet pesawat.
Seorang GM bertanggung jawab penuh menjamin pesawat dan penumpang selamat saat pesawat parkir.
Jika salah dalam memarkirkan pesawat, bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, yang ditugaskan untuk menjadi juru parkirnya juga harus punya keahlian khusus. Bahkan, harus melalui jenjang pendidikan yang khusus.
Randi satu di antara enam GM di Bandara Sultan Thaha Saifuddin. Dia mengatakan, tanpa GM pilot akan mengalami kesulitan mengarahkan pesawatnya, karena pesawat memiliki bentuk fisik berbeda dengan kendaraan bermotor. "Sangat penting. Sebab kendali di landasan harus menggunakan marseller, jika tidak, pilot bisa ragu mau parkirnya dimana," kata Randi, di ruang kerjanya, Rabu (17/7/2013).
Dalam bekerja, GM tidak sendirian, tapi berkoordinasi dengan pilot. Dirinya berkomunikasi dengan pilot melalui ATC yang juga berkoordinasi dengan BMKG sebagai pemandu cuaca.
Tugasnya di bandara kata pria kelahiran Jambi 1987 itu memberikan sinyal atau aba-aba visual kepada awak kemudi pesawat instruksi pemanduan.
Tugasnya juga mensterilkan lokasi landasan, termasuk jika terdapat kerikil atau besi-besian di sekitar landasan. Itu bisa berakibat fatal kepada mesin pesawat, sebab mesin pesawat tersebut mempunyai daya sedot yang kuat.
"Jangankan kerikil, manusia pun jika terlalu dekat akan tersedot juga. Maka dari itu, tempat landasan harus disterilkan," ungkapnya.
Randi mengatakan, aba-aba pertama setelah pesawat datang yaitu menggunakan gerakan say hello, atau mengangkat tangan kanan lurus ke atas. Ini menandakan bahwa ada orang di landasan. Setelah itu mengarahkan tangan sejajar ke depan, itu menunjukkan pesawat harus parkir di sana.
Setelah itu, tangan kembali lurus membentang ke kiri dan ke kanan pertanda pesawat harus lurus. Kemudian jika hendak mengarahkan pesawat ke kanan atau ke kiri, tangan tinggal diangkat setengah saja.
Tidak sampai disitu saja, untuk mematikan mesin saja pilot juga harus sesuai dengan instruksi marshaller. Intruksi yang diberikan berupa mengarahkan tangan ke leher mirip menyembelih hewan. (muzakkir/http://www.tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar