Senin, 20 Juli 2015

Kisah Misterius Setelah Kematian di Parangtritis

Pagi itu Desa Katrok gempar dengan berita kematian Mbak Parti dan kedua temannya serta hilangnya Mas Sugeng tunangan mbak Parti di Pantai Parang Tritis. Mbak Parti dan Mas Sugeng serta Mbak Wati dan Mas Eko, mereka sebenarnya akan menikah 2 minggu lagi. Jadi mereka yang merupakan sahabat merencanakan wisata ke Pantai Parang Tritis Jogjakarta. Mereka berempat berangkat kalau tidak salah hari Jum’at pagi. Padahal sebenarnya ibunya mbak Parti ini tidak mengijinkan tapi melihat putrinya pergi dengan calon suami, akhirnya walau dengan berat hati akhirnya diijinkan.



Sore itu sudah diperingatkan melaui suara pengeras oleh penjaga pantai bahwa jam 16.00 WIB, tidak boleh ada pengunjung berada di bibir pantai karena ombak saat itu sedang ganas-ganasnya. Kejadiannya begitu cepat saat Mbak Parti ingin menyudahi permainannya di pantai dan berniat menyusul teman-temannya.

Tiba-tiba ombak datang menyeretnya, Mas Sugeng berniat menolong dan berhasil meraih tangan Mbak Parti namun seperti ada kekuatan lain, yang malah mencoba menyeret mereka berdua . Kedua teman yang melihat Mbak Parti dan Mas Sugeng terseret ombak, akhirnya berniat menolong, tetapi malah ikut-ikutan terseret ombak. Dan anehnya pantai yang tadi ombaknya bergulung-gulung tinggi seperti badai tiba-tiba mejadi tenang bersama hilangnya ke empat orang yang terseret ombak tadi.

Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung memanggil team SAR dan berusaha menghubungi keluarga Mbak Parti. Selang beberapa jam jasad Mbak Wati dan Mas Eko diketemukan dan selanjutnya jasad Mbak Parti menjelang isya. Sebenarnya proses penemuan ketiga jasad itu, bukan karena ditemukan oleh tim SAR atau lebih tepatnya dikembalikan ,

karena dalam proses pencarian oleh Tim SAR juga dibantu oleh juru kunci Pantai Parang Tritis. Juru kunci sempat berkomunikasi dengan penguasa Laut Kidul, dan cara kembali jasadnya pun menepi dengan sendirinya. Sedangkan jasad Mas Sugeng diketemukan 2 minggu setelah itu di sebuah sungai kecil entah di mana tepatnya aku lupa tapi masih di sekitar Parang Tritis.

Sabtu pagi jenasah sampai di Desa Katrok yang rencananya akan dikebumikan. Saat memandikan jenasah Mbak Parti, akusempat melihat darah keluar dari mulut,hidung dan telinganya . Aku yang waktu itu belum mengenal rasa takut terpesona karena jika dilihat secara cermat tubuhnya seolah-olah berubah menjadi pelepah pisang.

Memang dengar dari bisik-bisik orang sih Mbak Parti dan Mas Sugeng sebenarnya belum meninggal, tapi diambil oleh penghuni laut kidul dan dinikahkan disana untuk menjadi warga di sana.

Saat pemakaman di daerahku ada tradisi nyebarin beras kuning, duit,dan yang lainnya agak lupa. Nah pas kebetulan duit koin banyak yang 1000an, oleh yang bertugas nyebarin sebut saja Mbak Arti, koin yang 1000 dia kantongin jadi yang disebar cuma yang 100an ama 50an.

Nah kejadian mistik berawal di sini. Sorenya setelah pemakaman , Mbak Arti seakan lupa akan apa yang dilakukan tadi. Menjelang maghrib Mbak Arti merasa janggal karena sepertinya ada seseorang yang sedang mengawasinya di belakang rumahnya, padahal posisi rumahnya ada di ujung desa paling pojok di tepi sungai besa.

Jadi tidak mungkin ada orang di belakang rumahnya apalagi disore-sore seperti ini. Mbak Arti yang menyangka itu maling meraih sabit dan berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang dan mbak Arti tadi yang dengan keberaniannya ( mbak Arti ini terkenal galak ) membuka pintu belakang dan sungguh tragis yang terlihat dibelakang adalah almarhum Mbak Parti dengan penampilan horornya menyeringai dengan mulut penuh darah menatapnya marah.

Mbak Arti yang terkenal galak itupun pingsan dengan sukses . Peristiwa penampakan itu langsung menyebar seluruh kampung karena waktu suami Mbak Arti ini menemukan Mbak Arti pingsan dibelakang rumahnya. Beliau langsung menjerit histeris melihat istrinya yang tergeletak di lantai sedang ditunggui hantunya Mbak Parti, hingga membuat para tetangga berdatangan ke rumahnya .

Kejadian itu ternyata tak membuat Mbak Arti jera dan pada malam harinya jam 9, Mbak Arti ke rumahku untuk ambil baju cucian kotor dan mengantar baju yang sudah bersih ( mbak Arti ini kerja ditempatku ).

Ibuku yang tadi sempat mendengar cerita dari bapakku tentang Kisah Nyata horor yang dialami Mbak Arti sudah memperingatkan mbak Arti untuk besok nyucinya di sini saja datang jam 8, kalau aku dan adikku sudah berangkat sekolah jadi tidak perlu pergi ke sendang (semacam tempat pemandian umum), tapi Mbak Arti ini tidak mau, dengan alasan sudah biasa nyuci di sendang, kalau di rumahku tempatnya nggak leluasa.

Pukul 03.00 pagi Mbak Arti berbenah menggendong cucian untuk di bawa ke sendang yang lumayan cukup jauh jaraknya dari rumah dan harus melewati rumah almarhum mbak Parti. Setengah perjalanan mbak Arti merasa tak ada kejanggalan apapun hingga sampai di belakang rumah almarhum, beliau merasa ada yang melemparnya dengan pasir .

Beliau yang jujur saja sudah parno dari awal tidak berani noleh kanan kiri. Hingga ada suara di belakang yang memanggil manggil nama beliau kira-kira seperti ini "Mbak.. Mbak Arti.. kembalikan duit saya Mbak ."

Nah mbak Arti ini dengan keringat dingin dan badan bergetar hebat karena ketakutan berusaha tetap melanjutkan perjalanannya tanpa menoleh kebelakang.

Mungkin karena jengkel tidak dihiraukan, akhirnya hantu mbak Parti langsung menunjukan wajahnya tepat di depan wajah Mbak Arti dengan mulut yang berdarah, matanya menatap tajam dan mulut menyeringai .

Mbak Arti berusaha bertahan dengan kondisi seperti itu, namun apa daya ternyata beliau kembali pingsan dengan sukses dan ditemukan oleh orang menjelang subuh.

Paginya dengan ditemani suaminya, Mbak Arti pergi ke rumah almarhum dan mengembalikan uang koin yang telah diambilnya.

Kisah Misteri berikutnya dialami oleh mas Anto tetangga samping rumah saya. Seminggu setelah kematian mbak Parti. Mas Anto malam itu pulang dari Jakarta dan sampai desaku tengah malam hingga tidak ada ojek yang mengantarkannya dari jalan besar ke rumahnya.

Saat dia berjalan melewati rumah almarhum Mbak Parti, dia merasa ada yang memanggil, setelah dilihat ternyata Mbak Parti sedang mencuci piring.

Mas Anto yang tidak tahu kalau mbak Parti sudah meninggal malah mendekat dan sempat terjadi obrolan.

MP : Mbak Parti - MA : Mas Anto

MP : "Jam segibi baru pulang ?"

MA : "Iya mbak,kemaleman. Mbak bukannya besok nikah ya?"

MP : " Udah kok. Udah seminggu malahan, pestanya di Keraton jadi nggak ngundang orang luar " ( masih sambil mencuci piring)

MA : " Ah mbak Parti ini masa nikah di Keraton, kan mbak bukan keturunan orang ningrat ?"

MP : "Hihihi .. Ga percaya ya sudah. Sekarang saya sudah jadi warga keraton.Ini saja cuma dikasih waktu 40 hari buat disini."

MA : "Oh gitu ya mbak? Ya sudah saya pamit . Capek udah malam"

MP : "Iya ati-ati"

Sampai rumahnya Mas Anto langsung bercerita soal Mbak Parti ini kepada ayahnya dan saat mengetahui perihal kematian mbak Parti Mas Anto langsung pingsan. Pasalnya mas Anto saat ngobrol dengan Mbak Parti sempat melihat telinganya mengeluarkan darah, tapi seperti disihir dia tak berpikiran dan bertanya. Setelah kejadian itu Mas Anto sakit panas sampai seminggu.

Sampai sekarang tiap tengah malam Jum’at Kliwon selalu terdengar gemerincing kereta kuda dari bibir jalan masuk desa hingga ke ujung desa masuk pemakaman. Menurut orang-orang yang melihatnya kereta itu berisi Mbak Parti dan Mas Sugeng mengenakan busana pengantin ala keraton. Dan banyak yang percaya bahwa Mbak Parti dan Mas Sugeng belum meninggal, tapi mereka menjadi warga kerajaan siluman laut kidul. Benar atau tidaknya kita kembalikan saja kepada Tuhan sang pencipta yang memberi hidup.
sumber: http://terungkaplagi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar