Kepala Sekretariat PDIP Sulawesi Selatan,
Yulianti Nur (33), tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Jalan
Alauddin, perbatasan Kabupaten Gowa-Kota Makassar, sore tadi. Kematian
korban membuat keluarga berduka apalagi tak lama lagi korban akan
melangsungkan pernikahan.
Kecelakaan yang menimpa Kepala Sekretariat PDIP yang membawahi 17 staf ini diawali aksi penjambret tas ransel berisi banyak uang yang dibawanya. Ketika itu korban bersikeras mempertahankan tas tersebut sehingga terjadi aksi saling tarik dengan pelaku.
Memang tas ransel itu gagal dibawa kabur sang pencopet, tapi korban terjatuh dari motor, lalu badannya menghantam aspal. Nahas, kendaraan yang melaju dari belakang langsung menabrak warga Kecamatan Sungguminasa, Kabupaten Gowa itu.
Wakil Sekretaris PDIP Sulsel, Risfayanti Muin, saat dikonfirmasi menjelaskan, saat itu Yulianti dibonceng motor salah seorang adik lelakinya. Rencananya dia akan menyelesaikan semua urusan terkait persiapan pernikahannya, di antaranya membayar panjar baju pengantin dan undangan pernikahan.
"Saya sempat korek informasi dari adik laki-laki Yulianti. Kejadiannya berawal saat tas ranselnya ditarik oleh penjabret dan dia berusaha mempertahankan sehingga terjadi tarik menarik," jelas Risfayanti.
Kata Risfayanti yang juga kawan karib korban, dirinya sempat ke RS Bhayangkara tapi di sana Yulianti sudah meninggal dunia. Dia mengaku tidak tahu pasti sahabatnya itu meninggal saat di tempat kejadian, dalam perjalanan ataukan saat sudah berada di rumah sakit.
Soal ransel milik Yulianti Nur, Risfayanti mengaku tidak tahu apakah ada uang yang hilang karena hingga saat terakhirnya, Yulianti memeluk tas ransel itu.
Risfayanti mengenang, sebelum kejadian dia bersama korban menghadiri lauching Rumah Kemenangan Adnan-Kio di kantor PDIP Sulsel di Jalan Bawakaraeng. Adnan Purictha Ichsan Yasin Limpo dan Abdul Rauf Karaeng Kio adalah calon perseorangan di Pilkada Gowa, tapi didukung oleh PDIP Sulsel.
"Selesai dari acara itu, kita sama-sama makan di Rumah Makan Lae-lae dan Yulianti pamit pulang untuk urus persiapan pernikahannya," kata Risfayanti seraya menambahkan, ternyata sampai di situ kebersamaannya bersama Yulianti Nur.
Sementara itu Kapolres Gowa, AKBP Hery Marwanto, mengaku belum tahu persis kejadian yang menimpa Yulianti, apakah dijambret atau kecelakaan lalu lintas. Kata dia, ada lima saksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan kelimanya mengaku tidak melihat adanya penjambretan.
"Kita masih kembangkan kasus ini. Ada adik laki-laki yang berboncengan dengan korban. Tapi saat ini terlihat masih trauma sehingga belum bisa diminta keterangannya. Kalau adik korban ini sudah sedikit baik, akan dimintai keterangannya. Harapannya ada titik terang kasus ini," kata AKBP Hery Marwanto.
Kecelakaan yang menimpa Kepala Sekretariat PDIP yang membawahi 17 staf ini diawali aksi penjambret tas ransel berisi banyak uang yang dibawanya. Ketika itu korban bersikeras mempertahankan tas tersebut sehingga terjadi aksi saling tarik dengan pelaku.
Memang tas ransel itu gagal dibawa kabur sang pencopet, tapi korban terjatuh dari motor, lalu badannya menghantam aspal. Nahas, kendaraan yang melaju dari belakang langsung menabrak warga Kecamatan Sungguminasa, Kabupaten Gowa itu.
Wakil Sekretaris PDIP Sulsel, Risfayanti Muin, saat dikonfirmasi menjelaskan, saat itu Yulianti dibonceng motor salah seorang adik lelakinya. Rencananya dia akan menyelesaikan semua urusan terkait persiapan pernikahannya, di antaranya membayar panjar baju pengantin dan undangan pernikahan.
"Saya sempat korek informasi dari adik laki-laki Yulianti. Kejadiannya berawal saat tas ranselnya ditarik oleh penjabret dan dia berusaha mempertahankan sehingga terjadi tarik menarik," jelas Risfayanti.
Kata Risfayanti yang juga kawan karib korban, dirinya sempat ke RS Bhayangkara tapi di sana Yulianti sudah meninggal dunia. Dia mengaku tidak tahu pasti sahabatnya itu meninggal saat di tempat kejadian, dalam perjalanan ataukan saat sudah berada di rumah sakit.
Soal ransel milik Yulianti Nur, Risfayanti mengaku tidak tahu apakah ada uang yang hilang karena hingga saat terakhirnya, Yulianti memeluk tas ransel itu.
Risfayanti mengenang, sebelum kejadian dia bersama korban menghadiri lauching Rumah Kemenangan Adnan-Kio di kantor PDIP Sulsel di Jalan Bawakaraeng. Adnan Purictha Ichsan Yasin Limpo dan Abdul Rauf Karaeng Kio adalah calon perseorangan di Pilkada Gowa, tapi didukung oleh PDIP Sulsel.
"Selesai dari acara itu, kita sama-sama makan di Rumah Makan Lae-lae dan Yulianti pamit pulang untuk urus persiapan pernikahannya," kata Risfayanti seraya menambahkan, ternyata sampai di situ kebersamaannya bersama Yulianti Nur.
Sementara itu Kapolres Gowa, AKBP Hery Marwanto, mengaku belum tahu persis kejadian yang menimpa Yulianti, apakah dijambret atau kecelakaan lalu lintas. Kata dia, ada lima saksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan kelimanya mengaku tidak melihat adanya penjambretan.
"Kita masih kembangkan kasus ini. Ada adik laki-laki yang berboncengan dengan korban. Tapi saat ini terlihat masih trauma sehingga belum bisa diminta keterangannya. Kalau adik korban ini sudah sedikit baik, akan dimintai keterangannya. Harapannya ada titik terang kasus ini," kata AKBP Hery Marwanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar