Sore itu, Intan Putri menumpang KRL bernomor 1154 tujuan Bogor untuk menuju Depok di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Pintu kereta sudah ditutup, termasuk di kereta paling belakang yang dinaikinya. Siapa sangka, tiba-tiba keretanya diseruduk KRL lain, KRL nomor 1156 dari arah Stasiun Sawah Besar.
Intan dan lebih dari 50 penumpang lain di kereta yang sama terpelanting. Tangis dan jeritan penumpang pecah. Intan sempat terjatuh, tetapi segera bangkit untuk menyelamatkan diri. Sama seperti penumpang lain, dia semakin kalut saat mengetahui pintu tidak bisa dibuka, sementara mereka ingin segera keluar dari kereta.
"Akhirnya petugas memecahkan jendela dan saya keluar lewat jendela," cerita Intan, warga Depok, Kamis (24/9), saat dihubungi dari Jakarta.
Intan mengalami luka ringan di lengan. Meski demikian, dia trauma. "Masih terbayang terus kejadiannya, mungkin untuk beberapa lama trauma naik KRL," kata Intan.
Sebanyak 38 korban luka akibat kejadian ini sempat dilarikan ke sejumlah rumah sakit, termasuk masinis KRL. Pada Kamis sore, sembilan orang masih dirawat di rumah sakit.
Linda Maulida, warga Cipayung, Jakarta Timur, juga menjadi korban dalam kecelakaan itu. "Waktu kejadian itu saya takut sekali. Suara tabrakan sangat keras. Di dalam gerbong kami ada anak-anak dan perempuan hamil," kata Linda yang bekerja di kawasan Juanda.
Linda saat itu tidak kebagian tempat duduk. Dia bersama dua temannya berdiri di lorong antarbangku. Ketika gerbongnya ditabrak dari belakang, dia terjatuh, tangannya terbentur benda keras. "Sampai sekarang tangan sebelah kiri masih sakit, sepertinya terkilir," kata Linda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar