Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga pukul 14.30 WIB, tercatat ditemukan dua penumpang luka-luka dan 10 penumpang meninggal dunia, sementara lima lainnya masih belum ditemukan.
"Total penumpang ada 17 orang, termasuk satu orang pengemudi kapal, dua anak-anak dan 14 dewasa," ujar Sutopo melalui pesan singkat, Minggu sore.
Awalnya, kapal kayu itu hendak membawa wisatawan dari Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat. Sekitar pukul 09.00 WIB, cuaca perairan itu memburuk. Tiba-tiba ada angin kencang dan gelombang besar menghantam kapal berkali-kali hingga terbalik dan tenggelam.
Beberapa saat setelah insiden itu, beberapa penumpang yang dapat berenang menghampiri kapal kayu yang ada di sekitarnya, sedangkan penumpang lainnya seketika tidak jelas keberadaannya.
"Sebagian penumpang yang tidak dapat berenang lalu tenggelam dan terseret arus," ujar Sutopo.
Saat ini, Tim SAR dipimpin Basarnas melaksanakan upaya pencarian korban hilang. Sebanyak 200 personel gabungan dari Basarnas, BPBD, Marinir TNI AL, Polisi Air, Tagana dan Satpol dibantu masyarakat setempat diterjunkan untuk pencarian. Selain itu, sebanyak 20 kapal kayu sejenis juga ikut melaksanakan pencarian.
"Pasukan Marinir mencoba menyelam untuk mencari korban yang tenggelam. Kendala utama pencarian di bawah laut adalah arus yang cukup kencang," ujar Sutopo. (regional.kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar